Perbandingan Semen, Pasir dan Split Untuk Cor Beton

Kekuatan beton bisa di dapat secara maksimal bila jenis semen dan perbandingan semen tepat. Seperti kita ketahui, terdapat beberapa jenis semen dan kegunaan untuk berbagai peruntukan. Sebagai contoh bila kita membangun rumah ditanah rawa yang memiliki kadar sulfat dan keasaman yang tinggi, maka kita harus menggunakan Semen Portland Jenis V. Jika kita menggunakan semen Portland biasa, maka kekuatan beton akan tergerus sedikit demi sedikit oleh sulfat dan asam. Begitu juga dengan perbandingannya, termasuk perbandingan pasir dan batu split yang tepat.


Sedangkan jika kita lihat dari segi biaya, pemilihan jenis semen yang tepat akan membuat biaya kita maksimal. Namun jika sebaliknya hanya akan membuat anggaran kita membengkak, begitu juga dengan perbandingan semen, pasir dan split untuk cor beton yang tepat.

Berapa Banyak Perbandingan Semen, Pasir dan Split Untuk Cor Beton

Ketentuan yang berlaku di Indonesia dalam perbandingan semen, pasir dan split untuk cor beton adalah menurut berat masing-masing bahan. Berarti jika perbandingannya adalah 1:2:3 untuk Semen : Pasir : Split, perbandingannya adalah 1 kg semen : 2 kg pasir : 3 kg split. Namun dalam perkerjaan di lapangan, biasanya perbandingan yang berlaku adalah menurut Volume. Jadi bila perbandingannya 1:2:3, maka perbandingan fisiknya adalah 1 m3 semen : 2 m3 pasir : 3 m3 split.
Pada prakteknya di lapangan, para tukang bangunan biasa menggunakan berbagai media yang sesuai volumenya sebagai alat perbandingan. Alat yang biasa di pakai sebagai takaran perbandingan adalah ember, sekop, pengki hingga dolak. Yang terpenting adalah perbandingannya harus pas! Misalkan menggunakan sekop, maka 1 sekop semen : 2 sekop pasir : 3 sekop batu split.
Patokan utama dari semua alat tersebut adalah 1 zak semen, semua perbandingan selalu mengikuti patokan semen ini. Berikut adalah beberapa perbandingan semen.
1 zak semen = 5 sekop pengki
1 zak semen = 1 dolak
1 zak semen = 0,024 m3 (ini merupakan zak semen ukuran 50kg yaitu 10 cm x 40 cm x 60 cm)
Dari sini kita sudah bisa menentukan perbandingan semen, pasir dan split yang tepat. Yang terpenting adalah tentukan dahulu mutu beton yang akan kita buat, misal kita memakai mutu beton 1:2:3 bisa kita pakai 1 sekop semen : 2 sekop pasir : 3 sekop batu split.u sedangkan untuk mutu beton SNI biasanya dimulai dengan hurup K, seperti K 100 adalah semen 247 : pasir 869 : batu split 999 : air 215.
Berikut ini daftar Mutu Beton SNI Sesuai Standar Nasional Indonesia.
Mutu BetonSemen (kg)Pasir (kg)Kerikil (kg)Air (liter)w/c ratio
7.4 MPa (K 100)2478699992150.87
9.8 MPa (K 125)27682810122150.78
12.2 MPa (K 150)29979910172150.72
14.5 MPa (K 175)32676010292150.66
16.9 MPa (K 200)35273110312150.61
19.3 MPa (K 225)37169810472150.58
21.7 MPa (K 250)38469210392150.56
24.0 MPa (K 275)40668410262150.53
26.4 MPa (K 300)41368110212150.52
28.8 MPa (K 325)43967010062150.49
31.2 MPa (K 350)44866710002150.48
Contoh Kasus
Misalkan kita ingin membuat suatu bidang cor beton dengan mutu 1:2:3, dengan ukuran bidang 10 meter x 6 meter dan tebal 10 cm. Maka bisa kita hitung sebagai berikut:
  1. Total Volume beton yang akan dibangun adalah 10 x 6  x0.1 = 6 m3
  2. Total campuran tersebut adalah 1 +  2 + 3 = 6, itu berarti 1/6 adalah semen, 2/6 adalah Pasir, dan 3/6 adalah batu split.
  3. Maka keperluan semen = 6 m3 x 1/6 = 1 m3 : Pasir = 6 m3 x 2/6 = 2m3 : Split = 6 m3 x 3/6 = 3 m3
  4. 1 m3 semen adalah 1 : 0,024 = 41.6 = 42 zak semen (digenapkan)
Dari sana kita sudah mendapatkan anggaran dari berapa keperluan pembuatan cor beton tersebut dengan mengalikan keperluan 42 zak semen, 2 kubik pasir, dan 3 kubik split dengan harga yang berlaku saat ini.
Referensi tabel :
SNI DT – 91- 0008 – 2007 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton, oleh Departemen Pekerjaan Umum.
Berapa Banyak Perbandingan Semen, Pasir dan Split Untuk Cor Beton
Catatan lebih lanjut : Untuk membuat spesifikasi teknis, RAB, sebaiknya digunakan angka mutu beton yang diinginkan, semisal K-125, K-225. Hindari pencantuman komposisi semisal 1:2:3. Hal ini disebabkan karena mutu beton yang diharapkan akan tepat dicapai melalui mix design terhadap bahan-bahan yang akan digunakan. Perbandingan yang ada hanya merupakan pendekatan, dan bisa diterapkan untuk kegiatan “kecil” seperti pembangunan rumah warga
dikutip dari: http://bangunrumahkpr.com/