WONOSOBO– Ratusan warga Sontonayan Desa Kapencar Kecamatan Kertek menggelar aksi blokir jalan dan pemasangan portal kemarin. Hal tersebut dilakukan menyusul adanya rencana pembukaan galian C liar di area pertanian warga setempat.
“Ya warga menolak dan menutup akses menuju galian c liar dusun sontonayan kapencar,” ungkap Anton selaku tokoh pemuda dusun setempat.
Menurutnya, perjuangan warga menolak adanya galian c sudah dilakukan sejak empat tahun silam atau tahun 2015. Hal tersebut bukan tanpa alasan, sejak adanya galian c liar, debit mata air menurun bahkan hilang. Selain itu jika terjadi hujan, gelontoran air bercampur dengan pasir dan batu masuk ke dusun.
“Kita sudah merasakan betul dampaknya. Jika hujan besar, kita mendapatkan kiriman air bercampur sirtu (pasir dan batu). Bahkan jalan provinsi yang ada di atas dusun kami berisi pasir dan batu. Kalau tidak kita tolak mau jadi apa nanti kampung kami,” ujarnya.
Tekanan dari pihak penambang galian c di daerah Sontonayan diakui cukup kuat. Upaya warga menolak dengan menutup akses dilawan oleh penambang dengan membokar portal pintu masuk. Selain itu penambang juga merayu warga membeli tanah dengan harga tiga kali lebih mahal
“Portal yang kami pasang untuk menghalangi masuknya alat-alat berat dan truk pengangkut pasir. Pernah dibongkar, namun kami juga tetap melakukan pemasangan kembali. Saat ini ketiga kalinya,” katanya.
Sementara itu, Antonia satu-satunya perempuan yang terlibat dalam aksi penolakan galian c liar menyebutkan, warga Dusun Sontonayan tidak mau kehilangan air. Di sisi lain warga juga masih akan membudidayakan sayuran dan tembakau di lahan-lahan pertanian milik mereka.
“Ngak mau kita dengan galian c liar, kita masih ingin bertani. Kita masih ingin menanam tembakau,” tandasnya.
Melihat kondisi kerusakan di desa tetangga akibat adanya galian C besar-besaran, juga menjadi pelajaran penting bagi warga Dusun Sontonayan untuk menolak adanya penambangan galian c liar.
“Coba lihat desa sebelah, tanahnya bosah baseh, hancur tidak karuan. Anak cucu kita mau diberi apa. Saya juga yakin sebenarnya desa lain pingin kompak seperti kita, tapi takut,” bebernya.
Kadus Sontonayan Suwandi mengemukakan, penolakan terhadap kegiatan penambangan galian c liar di Dusun Sontonayan merupakan inisiasi warga. Mereka takut lahan pertanian rusak dan ancaman lingkungan berupa hilangnya air dan banjir bandang.
“Karena itu kehendak dari warga, kami tentu saja mendukungnya. Pemerintah desa harus mengayomi,” katanya.
Pihaknya memastikan bahwa penolakan warga berjalan dengan damai dan tertib. Sebab, hanya melakukan pemasangan portal di pintu masuk ke area galian c liar.
“Portal yang dipasang warga itu tidak semua menutup akses jalan, kendaraan roda dua masih bisa,” pungkasnya.