Minggu, 17 Mei 2020

Harga Material alam Per Mei 2020

Harga Material alam Per Mei 2020


1. Harga Material Truk Dump Double (index 5,5-8,5m3)

a. Pasir Merapi                 : 190,000/m3(1,000,000/rit) pasirjogja.blogspot.com(N)
b. Batu belah    : 190,000/m3(1,000,000/rit) pasirjogja.blogspot.com(N)
c. Urug sirtu : 650.000/rit pasirjogja.blogspot.com(N)
d. Split : 200.000/m3 pasirjogja.blogspot.com(N)
e. Batu bata  AT : 760/pcs jualbatubatamurah.blogspot.com(N)
f.  Batu bata grobogan      : 600/pcs jualbatubatamurah.blogspot.com(N)
g. Bata Jogja : 720/pcs jualbatubatamurah.blogspot.com(N)
h. Bata Ringan AAC         : 720/m3 (10,8) truk kecil bataringanhebeljogja.blogspot.com(N)
i. Bata Ringan AAC  : 680/m3 (47,52)tronton bataringanhebeljogja.blogspot.com(N)
j.  Mortar perekat : 75.000/sak bataringanhebeljogja.blogspot.com(N)
k. Batako                            : 3100/pcs(N)
m. buis beton besar           :73.000/pcs(N)

2. Harga Material Pikep (1,5 kubik)

a. Pasir Merapi                   : 350.000/rit
b. Batu fondasi                   : 350.000/rit
c. Split 2/3                          : 400.000/rit
d. Split 1/2                          : 400.000/rit
e. Batu Blondos Hias        : 450.000/rit



keterangan
N =Normal
+ =Naik
- = Turun

Harga tersebut franco Sleman utara ,untuk sleman selatan dan kota jogja ada penyesuaian harga


Terima Pengirima Luar Kota Nego Harga Silahkan wa ke no 087739890990 (24jam)

Harga Material Pikep





Kami Menyediakan Pasir , Split , Batu Fondasi dan Blondos Hias kuantitas kecil ukuran 1 pikep isi 1,5 m3

daftar Harga Material Pikep

Pasir      350,000
Batu      350,000 
Split      400,000
Blondos 450,000










Rabu, 06 Mei 2020

Bisnis Properti Babak Belur Dihantam Corona, Pengembang Bisa Apa?


Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) turut memukul sektor properti. Hampir di seluruh sektor properti mulai rumah, apartemen, perkantoran, shophouse, hotel, industri, hingga pergudangan telah menunjukkan tren penjualan yang kembali melemah saat pandemi ini.

Menurut pengamat properti dan CEO Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda, situasi pasar properti yang terpukul akibat Covid-19 bukannya meniadakan konsumen properti. Pasar tetap ada dan besar hanya saja prioritasnya saat ini lebih kepada keselamatan dan kesehatan.

"Situasi ini membuat disrupsi teknologi semakin cepat dan mau tidak mau harus segera dilakukan. Kendati ada pandemi ini sesungguhnya pasar tetap ada, hanya pengembang yang siap dengan konsep digital marketing dan harus tetap berpromo secara online, nanti saat situasi ini mereda ada pasar yang sangat gemuk khususnya dari media sosial dan itu hanya pengembang yang siap yang bisa meraih pasar besar nanti," ujarnya.


Situasi saat ini yang menjadi lebih berat karena menurun drastisnya penjualan, menurut Ali harus disiasati oleh pengembang dengan melakukan konsolidasi ke dalam dan memangkas pos-pos dana yang bisa dihemat.

Kendala cashflow yang berat karena penurunan penjualan harus diatur sedemikian rupa dengan dikombinasikan melalui stimulus yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengatasi pandemi ini.



"Kemarin pasar properti kita lesu akibat dampak psikologis yang lebih besar walaupun pondasi ekonomi sebenarnya bagus. Sekarang dampak akibat pandemi ini membuat orang menahan tapi di sisi lain menjadi lebih banyak yang mengakses online untuk mencari informasi properti. Jadi pasar dari segmen media sosial ini yang harus dimanfaatkan pengembang dengan tetap berpromosi dan memperkuat digital marketingnya," lanjut dia.

Salah satu yang bisa dilakukan pengembang saat ini, lanjut dia antara lain dengan membuat konsep nabung properti, booking dengan mulai mencicil periode tertentu, dan sebagainya.

Kesiapan Pengembang


Salah satu pengembang yang responsif terhadap situasi ini adalah PT Adhi Commuter Properti (ACP) khususnya untuk proyek-proyek LRT City yang sudah dalam proses pembangunan seperti LRT City Royal Sentul Park (RSP/14,8 ha) di Jalan Babakan Madang, Sentul, Bogor, Jawa Barat.

Menurut Manager RSP Nanang Safrudin Salim, pihaknya mempersiapkan beberapa hal terkait adanya wabah Covid-19 khususnya digital marketing. Salah satunya melihat show unit dengan teknologi 360 derajat, video journey progres proyek dan kawasan yang bisa dilihat melalui Facebook, Instagram, maupun WA, dan sebagainya sehingga konsumen tidak perlu datang ke lokasi untuk tahu perkembangan dari Royal Sentul Park.

"Kami juga sudah mengembangkan sistem supaya konsumen bisa melakukan booking secara online. Jadi prinsipnya dari rumah bisa melihat progres proyek melalui video, show unit, dan lainnya hingga melakukan booking dengan pembayaran ditransfer. Jadi kami memaksimalkan marketing saat masyarakat harus mengkarantina di rumah. Royal Sentul Park juga siap bilamana diperlukan hadir untuk bertemu dengan konsumen terkait booking maupun legalitas dokumen," katanya.

Nanang meyakini masih ada banyak potensi khususnya dari kenaikan nilai investasi di proyek RSP karena progres pembangunannya masih terus berlanjut dan beberapa fasilitas juga sudah beroperasi. Saat ini di RSP sudah ada pusat kuliner Padi Emas hingga tempat wisata Taman Kupu- Kupu. Akhir tahun ini juga akan dibuka fasilitas baru yaitu Mal The Boutique Walk (Mal B-Walk), mal tiga lantai seluas 17.700 m2.


saat proyek ini dipasarkan tahun 2017 lalu, harga tipe studio berukuran 22 m2 Rp299 juta dan menjadi Rp 407 juta saat topping off tower pertamanya (1.600 unit) 17 Agustus 2019.
Kenaikannya mencapai lebih dari Rp100 juta dalam waktu dua tahun dan dengan progres proyek maupun di kawasan seperti pelebaran jalan yang tengah berlangsung, unit apartemen di RSP masih akan terus meningkat. Saat ini harga unit apartemen dari dimulai dari Rp 428 juta untuk tipe Studio hingga Rp 1 M untuk tipe 2 Bedroom.

"Perkembangan yang baik ini tidak terlepas dari kawasan Sentul yang akan menjadi next CBD di Bogor. Selain wilayahnya merupakan destinasi wisata, keberadaan hotel di daerah Sentul juga okupansinya cukup baik, nantinya kami juga akan menghadirkan hotel di dalam kawasan. Itu akan semakin menambah potensi investasi dari unit di RSP," tandas Nanang.



Efek Corona, BPS Catat Harga Bahan Konstruksi Grosir Turun


Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga grosir bahan konstruksi di Indonesia turun 0,11 persen pada Maret 2020. Penurunan terjadi karena minimnya permintaan di tengah penyebaran pandemi virus corona atau covid-19. 

Kepala BPS Suhariyanto memaparkan hal ini tercermin dari deflasi Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Konstruksi Maret 2020. Tercatat, deflasi mencapai 0,11 persen secara bulanan, 0,43 persen secara tahun berjalan, dan 0,99 persen secara tahunan. 

"IHPB Konstruksi deflasi karena penurunan permintaan sejak awal tahun. Dengan permintaan yang rendah, maka ada penurunan harga besi beton, aspal, semen, dan batu split," ungkap Suhariyanto, Rabu (1/4). 

Secara rinci, deflasi terjadi di seluruh kelompok bangunan konstruksi. Kelompok bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal deflasi 0,06 persen dan kelompok pekerjaan umum untuk pertanian minus 0,05 persen.

Kemudian, kelompok bangunan pekerjaan umum untuk jalan, jembatan, dan pelabuhan deflasi 0,22 persen, kelompok bangunan dan instalasi listrik, gas, air minum, dan komunikasi minus 0,02 persen, dan kelompok bangunan lainnya minus 0,06 persen.

Sebaliknya, tingkat harga grosir barang konsumen mengalami kenaikan harga 0,1 persen, Tingkat inflasi ini sejalan dengan kenaikan harga di tingkat eceran yang terekam di Indeks Harga Konsumen (IHK). 

"Penyebabnya adalah inflasi di sektor pertambangan penggalian, meskipun dari sisi andil yang besar adalah industri," ucapnya. 

Secara rinci, inflasi IHPB sebesar 0,1 persen secara bulanan, 0,62 persen secara tahun berjalan, dan 1,76 persen secara tahunan. Andil inflasi berasal dari sektor industri 0,17 persen dengan inflasi 0,21 persen.


Sementara sektor pertambangan dan penggalian mengalami inflasi 0,66 persen dengan andil 0,01 persen. Sedangkan sektor pertanian justru deflasi 0,39 persen dengan andil minus 0,08 persen. 

"Di pertanian banyak penurunan harga komoditas, misalnya cabai merah, bawang putih, kelapa sawit, ayam ras. Sebaliknya, industri ada inflasi dari gula pasir, gula merah, dan mie instan," jelasnya. 

Sebelumnya, BPS merilis inflasi IHK sebesar 0,1 persen pada bulan ini. Sumbangan inflasi terbesar berasal dari harga emas yang meningkat di pasar internasional. 

Penundaan proyek akibat wabah virus corona menggerus bisnis material bangunan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penundaan proyek infrastruktur dan properti akibat pandemi virus corona membuat industri bahan bangunan berhati-hati menyusun target bisnis di tahun ini. Market yang dipenuhi ketidakpastian membikin operasional bisnis belum berjalan normal sepenuhnya.
Siti Fathia Maisa Syafurah, Sekretaris Perusahaan PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) mengatakan bahwa industri beton dan precast pasti akan terdampak dengan terlambatnya pelaksanaan proyek infrastruktur. Tentunya hal tersebut berimbas pada target bisnis sepanjang tahun ini.
Padahal sebelumnya perseroan membidik pendapatan bersih sekitar Rp 10 triliun di tahun 2020. "Untuk target pendapatan, kemungkinan akan ada revisi namun saat ini kami sedang melakukan analisa lebih lanjut atas dampak dari Covid 19 terhadap kegiatan usaha secara keseluruhan," ujar Siti Fathia kepada Kontan.co.id, Rabu (8/4).
Lebih lanjut ia bilang penundaan pengiriman barang sejalan dengan proyek yang ditunda, namun tak dirinci apa saja pengiriman yang harus tertunda tersebut. Sebelumnya perseroan diketahui tengah mengejar penyuplaian precast untuk proyek jalan tol Krian Legundi Bunder Manyar (KLBM) dan Cimanggis-Cibitung, Tebing Tinggi-Parapat, Kuala Tanjung-Indera Pura.
Mengenai apakah kondisi ini bakal berimbas ke produksi perseroan, manajemen belum bisa bilang. WSBP sendiri diketahui memiliki banyak pabrik dengan kapasitas produksi beton pracetak hingga 3,7 juta ton per tahunnya.
Sementara dari sisi pasar semen saat ini, menurut Antonius Marcos, Corporate Secretary PT Indocement Tunggal Prakasa (INTP) selama periode Januari hingga Februari 2020 curah hujan tinggi memainkan peranan akan lambannya konsumsi. "Awal tahun terjadi banjir, serta pada perkembangannya muncul pandemi covid-19 hal ini turut mempengaruhi volume penjualan," ujarnya.

Harga Material Mei Turun Dampak Pandemi Corona

a. Pasir Merapi                 : 180,000/m3(1,000,000/rit) pasirjogja.blogspot.com(-)
b. Batu belah    : 180,000/m3(1,000,000/rit) pasirjogja.blogspot.com(-)
c. Urug sirtu : 650.000/rit pasirjogja.blogspot.com(N)
d. Split : 200.000/m3 pasirjogja.blogspot.com(N)
e. Batu bata  AT : 730/pcs jualbatubatamurah.blogspot.com(-)
f.  Batu bata grobogan      : 600/pcs jualbatubatamurah.blogspot.com(N)
g. Bata Jogja : 680/pcs jualbatubatamurah.blogspot.com(-)
h. Bata Ringan AAC         : 720/m3 (10,8) truk kecil bataringanhebeljogja.blogspot.com(N)
i. Bata Ringan AAC  : 680/m3 (47,52)tronton bataringanhebeljogja.blogspot.com(N)
j.  Mortar perekat : 75.000/sak bataringanhebeljogja.blogspot.com(N)
k. Batako                            : 3100/pcs(N)
m. buis beton besar           :73.000/pcs(N)


keterangan
N =Normal
+ =Naik
- = Turun

Harga tersebut franco Sleman utara ,untuk sleman selatan dan kota jogja ada penyesuaian harga