SRAGEN, suaramerdeka.com - Pembangunan tol Solo-Kertosono (Soker) terus dikebut pelaksanaannya, agar ada ruas yang bisa selesai akhir tahun depan. Namun proyek pembangunan jalan bebas hambatan yang menghubungkan Jawa Tengah dan Jawa Timur ini terkendala beberapa masalah utama. Yakni masih belum bebasnya lahan dan masalah pasir yang memenuhi syarat untuk pekerjaan fisik.
Asisten Pelaksana pada Satuan Kerja (Satker) Pelaksanaan Jalan Bebas Hambatan Solo-Kertosono, Azis Purnomo mengatakan, pelaksana fisik saat ini memang bingung mencari pasir. Pasalnya, pasir yang dianggap memenuhi syarat adalah pasir yang berasal dari Gunung Merapi. Namun saat ini ada larangan dari Gubernur Jawa Tengah terkait penambangan pasir Merapi tersebut. “Salah satu kendala yang dihadapi pihak pelaksana pembangunan fisik adalah sulitnya mendapat pasir yang memenuhi syarat, apalagi ada larangan penambangan pasir Merapi.” kata Azis saat ditemui, Senin (9/11).
Menurut Azis, salah satu yang bisa menjadi pengganti adalah pasir yang dari Kali Progo, Kabupaten Kulonprogo. Tapi hal ini terkendala volume pasir yang kecil padahal yang mencarinya banyak. Karena itu pihak pelaksana berharap agar ada dispensasi khusus bagi pelaksana tol Soker untuk bisa mendapatkan pasir Merapi. Kebutuhan pasir itu untuk pekerjaan beton di fisik jalan bebas hambatan bagian dari Tol Trans Jawa dan saat ini, untuk proyek tol Soker banyak yang tengah menggarap pekerjaan beton.
Azis mengungkapkan, untuk pekerjaan fisik saat ini terus dilakukan dan berkejaran dengan waktu, baik di Jawa Tengah mau pun Jawa Timur. Tahun ini, ada 11 paket dan satu paket multiyears tau tahun jamak. “Sesuai perintah Presiden RI, akhir 2016 memang ada ruas yang sudah selesai dan bisa dilewati, terutama ruas Solo-Karanganyar,” tegas Azis. (Basuni H/CN38/SM Network)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar