Aktivitas Merapi Meningkat, Tambang Pasir Kali Gendol Ditutup
Yogyakarta - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Biwara Yuswantana, meminta penambangan pasir di Kali Gendol dihentikan sementara pascaluncuran awan panas pada Selasa (29/1) malam.
"Penambangan di Kali Gendol tidak diperbolehkan sebagai bentuk kewaspadaan, agar tidak terjadi hal-hal fatal bagi penambang bila Merapi mengeluarkan guguran yang disertai dengan awan panas," ujar Biwara, Kamis (31/1/2019).
Luncuran awan panas guguran terjadi sebanyak tiga kali di Puncak Merapi pada Selasa (29/1) malam. Namun luncuran awan panas guguran ini masih dianggap kecil, hingga kini juga belum ada perubahan status Gunung Merapi.
Biwara mengatakan, pascaluncuran awan panas kondisi Merapi berangsur-angsur normal. Namun beberapa kali guguran material masih terjadi dengan tingkat deformasi kecil.
"Tampaknya ritme Merapi saat ini dipengaruhi oleh suplai magma yang tidak kontinu. Setelah terjadi guguran seperti hari Selasa malam lalu kemudian mengecil sehingga tidak ada guguran, kalaupun ada sangat kecil," paparnya.
"Karena suplai magma kecil maka perlu proses lama untuk keluar magmanya atau untuk gugurannya. Sampai saat ini belum ada indikasi yang mengarah pada aktifitas Merapi yang lebih besar," lanjutnya.
Karena awan panas guguran masih kecil, Biwara meminta masyarakat di lereng Merapi tenang namun tetap waspada. Dia meminta masyarakat untuk tak terpancing informasi yang tak benar perihal kondisi Merapi.
"Masyarakat agar tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya, dan tetap mengikuti arahan aparat pemda atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat," tutupnya.
detiknews.com
detiknews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar