Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) turut memukul sektor properti. Hampir di seluruh sektor properti mulai rumah, apartemen, perkantoran, shophouse, hotel, industri, hingga pergudangan telah menunjukkan tren penjualan yang kembali melemah saat pandemi ini.
Menurut pengamat properti dan CEO Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda, situasi pasar properti yang terpukul akibat Covid-19 bukannya meniadakan konsumen properti. Pasar tetap ada dan besar hanya saja prioritasnya saat ini lebih kepada keselamatan dan kesehatan.
"Situasi ini membuat disrupsi teknologi semakin cepat dan mau tidak mau harus segera dilakukan. Kendati ada pandemi ini sesungguhnya pasar tetap ada, hanya pengembang yang siap dengan konsep digital marketing dan harus tetap berpromo secara online, nanti saat situasi ini mereda ada pasar yang sangat gemuk khususnya dari media sosial dan itu hanya pengembang yang siap yang bisa meraih pasar besar nanti," ujarnya.
Situasi saat ini yang menjadi lebih berat karena menurun drastisnya penjualan, menurut Ali harus disiasati oleh pengembang dengan melakukan konsolidasi ke dalam dan memangkas pos-pos dana yang bisa dihemat.
Kendala cashflow yang berat karena penurunan penjualan harus diatur sedemikian rupa dengan dikombinasikan melalui stimulus yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengatasi pandemi ini.
"Kemarin pasar properti kita lesu akibat dampak psikologis yang lebih besar walaupun pondasi ekonomi sebenarnya bagus. Sekarang dampak akibat pandemi ini membuat orang menahan tapi di sisi lain menjadi lebih banyak yang mengakses online untuk mencari informasi properti. Jadi pasar dari segmen media sosial ini yang harus dimanfaatkan pengembang dengan tetap berpromosi dan memperkuat digital marketingnya," lanjut dia.
Salah satu yang bisa dilakukan pengembang saat ini, lanjut dia antara lain dengan membuat konsep nabung properti, booking dengan mulai mencicil periode tertentu, dan sebagainya.
Kesiapan Pengembang
Salah satu pengembang yang responsif terhadap situasi ini adalah PT Adhi Commuter Properti (ACP) khususnya untuk proyek-proyek LRT City yang sudah dalam proses pembangunan seperti LRT City Royal Sentul Park (RSP/14,8 ha) di Jalan Babakan Madang, Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Menurut Manager RSP Nanang Safrudin Salim, pihaknya mempersiapkan beberapa hal terkait adanya wabah Covid-19 khususnya digital marketing. Salah satunya melihat show unit dengan teknologi 360 derajat, video journey progres proyek dan kawasan yang bisa dilihat melalui Facebook, Instagram, maupun WA, dan sebagainya sehingga konsumen tidak perlu datang ke lokasi untuk tahu perkembangan dari Royal Sentul Park.
"Kami juga sudah mengembangkan sistem supaya konsumen bisa melakukan booking secara online. Jadi prinsipnya dari rumah bisa melihat progres proyek melalui video, show unit, dan lainnya hingga melakukan booking dengan pembayaran ditransfer. Jadi kami memaksimalkan marketing saat masyarakat harus mengkarantina di rumah. Royal Sentul Park juga siap bilamana diperlukan hadir untuk bertemu dengan konsumen terkait booking maupun legalitas dokumen," katanya.
Nanang meyakini masih ada banyak potensi khususnya dari kenaikan nilai investasi di proyek RSP karena progres pembangunannya masih terus berlanjut dan beberapa fasilitas juga sudah beroperasi. Saat ini di RSP sudah ada pusat kuliner Padi Emas hingga tempat wisata Taman Kupu- Kupu. Akhir tahun ini juga akan dibuka fasilitas baru yaitu Mal The Boutique Walk (Mal B-Walk), mal tiga lantai seluas 17.700 m2.
saat proyek ini dipasarkan tahun 2017 lalu, harga tipe studio berukuran 22 m2 Rp299 juta dan menjadi Rp 407 juta saat topping off tower pertamanya (1.600 unit) 17 Agustus 2019.
Kenaikannya mencapai lebih dari Rp100 juta dalam waktu dua tahun dan dengan progres proyek maupun di kawasan seperti pelebaran jalan yang tengah berlangsung, unit apartemen di RSP masih akan terus meningkat. Saat ini harga unit apartemen dari dimulai dari Rp 428 juta untuk tipe Studio hingga Rp 1 M untuk tipe 2 Bedroom.
"Perkembangan yang baik ini tidak terlepas dari kawasan Sentul yang akan menjadi next CBD di Bogor. Selain wilayahnya merupakan destinasi wisata, keberadaan hotel di daerah Sentul juga okupansinya cukup baik, nantinya kami juga akan menghadirkan hotel di dalam kawasan. Itu akan semakin menambah potensi investasi dari unit di RSP," tandas Nanang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar