Solopos.com, KLATEN—Banjir lahar hujan yang memenuhi alur Kali Woro, Kecamatan Kemalang, Klaten, membikin semringah para penambang galian C. Alur kali itu kembali dipenuhi dengan material galian C berupa pasir, batu, hingga kerikil yang terbawa lahar hujan.
Banjir lahar hujan terjadi di sejumlah sungai yang berhulu di Merapi termasuk Kali Woro, Rabu (1/12/2021) sore. Aliran lahar hujan di Kali Woro itu disebut-sebut menjadi aliran terbesar sejak musim hujan kali ini.
Banjir lahar hujan membuat kawasan Kali Woro kembali mendapatkan kiriman material galian C dari puncak Merapi yang terbawa banjir. Hal itu membuat para penambang manual berbondong-bodong mendatangi alur sungai itu menyusul belakangan material galian C di alur sungai tersebut kian menipis.
Salah satu kawasan yang selama ini menjadi lokasi penambangan manual yakni kawasan sekitar Sabo Dam Karangbutan yang berada di antara perbatasan Desa Sidorejo dan Balerante, Kecamatan Kemalang.
Para penambang mendatangi kawasan di sekitar sabo dam itu sejak Rabu malam dan mengaveling lokasi yang bakal mereka gali keesokan harinya. Sedari Kamis (2/12/2021) Subuh, kawasan Kali Woro sudah penuh penambang serta truk. Secara berkelompok, para penambang menggali dan memasukkan material berupa pasir ke bak truk menggunakan peralatan sederhana seperti sekop, gancu, serta ember.
Salah satu penambang pasir manual, Sujilan, 50, mengatakan sejak Rabu sekitar pukul 23.00 WIB, penambang yang tinggal di sekitar sabo dam tersebut sudah berdatangan dan mulai mencari lokasi yang akan mereka ambil materialnya. “Kalau saya baru pagi tadi karena rumah saya tidak di dekat sini,” kata warga Desa Kendalsari tersebut saat ditemui di alur Kali Woro, Kamis.
Sujilan mengakui banjir lahar hujan pada Rabu menjadi banjir lahar hujan terbesar selama beberapa waktu terakhir. Dari banjir lahar hujan itu, material galian C yang sebelumnya kian menyusut akibat masifnya kegiatan pertambangan galian kembali penuh.
Sujilan menuturkan hingga Kamis sekitar pukul 12.00 WIB, dia bersama empat temannya sudah bisa mengisi tiga truk. Seusai istirahat siang, mereka sudah ditunggu untuk mengisi bak satu truk hingga penuh.
Kondisi itu jauh berbeda jika dibandingkan sebelum banjir lahar hujan terjadi Rabu sore. Sebelumnya, Sujilan bersama teman-temannya hanya bisa melayani pengisian satu bak truk. Itu pun baru bisa dilakukan saat sore lantaran harus mencari dan menggali lokasi yang masih terdapat pasir.
Harga Jasa
Soal harga jasa mengisi material ke setiap truk, Sujilan mengatakan per rit dihargai Rp450.000. Harga itu lebih rendah dibandingkan biasanya mencapai Rp500.000 per rit. Saat ini material yang ada di alur Kali Woro kembali melimpah.
Penambang pasir manual lainnya, Marino, 60, mengatakan sejak Kamis subuh hingga siang, dia dan kelompoknya sudah mengisi tiga bak truk. Hal itu berbeda dibandingkan biasanya yang hanya bisa mengisi satu truk.
Terkadang, mereka harus menunggu selama beberapa hari demi mendapatkan order sopir truk yang membutuhkan jasa Marino beserta teman-temannya untuk mengisi pasir dari Kali Woro ke bak truk. Selain material yang kian menyusut, para penambang pasir manual kalah saingan dengan penambang pasir yang menggunakan alat berat.
Penambang lainnya, Pandi, mengatakan sebelumnya kondisi Kali Woro sudah penuh kubangan bekas penambangan galian C. Setelah diterjang banjir lahar hujan, kawasan alur sungai itu terutama hingga di wilayah Sabo Dam Karangbutan yang berjarak sekitar 5 km dari puncak Merapi kembali tertutup dipenuhi material galian C.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar