Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perhubungan telah melakukan investigasi terkait penyebab kecelakaan di Tol Cipularang yang menyebabkan delapan orang meninggal. Hasil investigasi menyebutkan penyebab kecelakaan karena truk kelebihan muatan hingga 300 persen.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan, terdapat penambahan tinggi pada bak truk sehingga kapasitas angkut bertambah dari semestinya. Akibatnya, kelebihan muatan tanah truk itu mencapai 300 persen, dari yang seharusnya 12 ton menjadi 37 ton.
"Kemudian over loading-nya, ini kan antara operator truk dengan pemilik barang itu pesanannya. Satu mobil itu kelebihan logistiknya 300 persen dari muatannya," ujar Budi di Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (4/9).
Kecelakaan sebelumnya diduga bermula ketika sebuah truk mendadak terguling dan menutup badan jalan di Tol Cipularang kilometer 91 pada Senin (2/9) hingga menyebabkan tabrakan beruntun yang melibatkan 21 kendaraan.
Menurut Budi, kecelakaan itu dipicu rem blong karena kelebihan muatan.
Awalnya, terdapat truk lain yang akan menyalip truk di depannya. Namun truk itu akhirnya ikut mengerem mendadak hingga sama-sama terguling. Kedua truk itu disebut Budi berasal dari perusahaan yang sama yakni Hino.
"Tadi malam saya diskusi dengan teknisi dari Hino. Kalau mobil Hino, dinaiki dengan muatan seperti itu memang alat kerja remnya itu enggak maksimal, panas. Suatu saat panas itu bisa loss, enggak terkendali," katanya.
Budi menuturkan, truk yang kelebihan muatan tetap bisa dioperasikan. Hanya saja, risiko yang dihadapi sangat besar.
"Nah yang (truk) di belakang itu, mungkin begitu yang (truk) depan bermasalah remnya, akhirnya guling. Dua-duanya bermasalah menyangkut masalah remnya dan kelebihan muatan jadi nabrak semua di depan," ucap Budi.
Sebelumnya, kecelakaan beruntun yang terjadi di kilometer 91 Tol Cipularang melibatkan 21 kendaraan dari berbagai jenis pada Senin (2/9). Diduga, kecelakaan diakibatkan oleh truk yang terguling, sehingga kendaraan lain di jalur yang sama terkejut dan berhenti secara tiba-tiba. Delapan orang meninggal dunia dan 28 luka-luka.
Sebelumnya empat dari delapan korban meninggal dunia telah teridentifikasi yakni Dedi Hidayat (45) warga Kalibaru Barat, Cilincing, Jakarta Utara, Iwan (35) warga Kecamatan Sepatan Timur, Tangerang, Endi Budianto serta Hendra Cahya (64) warga Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar